rantau

Sebuah Biografi Orang sukses dinegri orang

Post Top Ad

Post Top Ad

Friday, February 19, 2016

10:43 PM

Tentang Orang Minangkabau

Minangkabau atau disingkat Minang merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasaadat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, dan identitas agama Islam. Secara geografis, Minangkabau meliputi daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat Kota Padang. Namun, mereka biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri.

Minangkabau perantauan merupakan istilah untuk orang Minang yang hidup di luar kampung halamannya.Bagi laki-laki Minang merantau erat kaitannya dengan pesan nenek moyang “karatau madang di hulu babuah babungo balun” (anjuran merantau kepada laki-laki karena di kampung belum berguna). Dalam kaitan ini harus dikembangkan dan dipahami, apa yang terkandung dan dimaksud “satinggi-tinggi tabangnyo bangau kembalinya ke kubangan juo”. Ungkapan ini ditujukan agar urang Minang agar akan selalu ingat pada ranah asalnya. Merantau merupakan proses interaksi masyarakat Minangkabau dengan dunia luar. Kegiatan ini merupakan sebuah petualangan pengalaman dan geografis, dengan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib di negeri orang. Keluarga yang telah lama memiliki tradisi merantau, biasanya mempunyai saudara di hampir semua kota utama di Indonesia dan Malaysia. Keluarga yang paling kuat dalam mengembangkan tradisi merantau biasanya datang dari keluarga pedagang-pengrajin dan penuntut ilmu agama.
Para perantau biasanya telah pergi merantau sejak usia belasan tahun, baik sebagai pedagang ataupun penuntut ilmu. Bagi sebagian besar masyarakat Minangkabau, merantau merupakan sebuah cara yang ideal untuk mencapai kematangan dan kesuksesan. Dengan merantau tidak hanya harta kekayaan dan ilmu pengetahuan yang didapat, namun juga prestise dan kehormatan individu di tengah-tengah lingkungan adat.
Dari pencarian yang diperoleh, para perantau biasanya mengirimkan sebagian hasilnya ke kampung halaman untuk kemudian diinvestasikan dalam usaha keluarga, yakni dengan memperluas kepemilikan sawah, memegang kendali pengolahan lahan, atau menjemput sawah-sawah yang tergadai. Uang dari para perantau biasanya juga dipergunakan untuk memperbaiki sarana-sarana nagari, seperti mesjid, jalan, ataupun pematang sawah.

https://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Minangkabau

10:39 PM

Inilah 6 Rahasia Mengapa Orang Minang Selalu Sukses Di Rantau

Apakah anda pernah menemukan orang minang yang sukses didaerah kalian ? Mungkin sebagian dari kalian pernah menemukannya. Sejak dahulu orang minang memang telah dikenal sebagai perantau yang tangguh, mereka merantau ke seluruh pelosok tanah air bahkan tak sedikit dari mereka yang merantau hingga keluar negeri.
Orang minang yang meninggalkan kampung halaman dan pergi ke daerah orang lain merupakan salah satu proses hijrah untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Ibarat bibit maka harus ada lahan dan beberapa proses untuk bisa tumbuh, nah bagi orang minang ini sendiri kampung halaman adalah lahan tempat persemaian untuk menumbuhkan bibit-bibit. Kemudian bibit ini akan ditanam dan dikembangkan didaerah lain agar bisa berkembang lebih besar lagi.

Kebanyakan anak muda dari minang biasanya merantau ke daerah lain tanpa bekal yang memadai namun hebatnya mereka bisa bertahan dan beradaptasi dengan cepat bahkan tak jarang ada sebagian dari mereka yang malah menetap didaerah tersebut karena usahanya berjalan lancar dan maju.

Nah, melihat dari banyaknya pengusaha minang yang sukses di perantauan tentunya menimbulkan pertanyaan dikepala kita, apa sih rahasianya ?


1. Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah
Adat Basandi Syarak , Syarak Basandi Kitabullah adalah adat yang didasarkan/ditopang oleh syariat agama Islam yang syariat tersebut berdasarkan pula pada Al-Quran dan Hadist. Arti tersirat dari kalimat ini jika diamalkan akan membawa kita kepada kesuksesan dunia akhirat.

Dengan didikan adat dan agama  yang telah tertanam sejak kecil maka tak heran apabila orang minang menjadi masyarakat yang unggul karena setiap perbuatan mereka selalu berpegang teguh pada ajaran al-Quran.

2. Alam Takambang Jadi Guru
Alam takambang jadi guru ini artinya adalah alam yang terbentang jadi guru atau pelajaran. Filosofi ini bermakna bahwa salah satu sumber pendidikan dalam hidup manusia adalah berasal dari fenomena-fenomena alam semesta, karena alam itu bersifat dinamis, tidak statis, sehingga selalu ada kemungkinan untuk terjadi perubahan

Dengan berpegang pada filosofi ini banyak orang minang yang sukses dan berhasil berbisnis diperantauan karena mereka berpikir kreatif. Alam dan pengalaman hidup menjadi guru terbaik bagi kesuksesan orang Minang.

3. Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang
Dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang didalam bahasa indonesia berarti dimana bumi dipijak maka di situ langit dijunjung. Terlepas dari pengertian baku nya, kalimat ini mempunyai pesan tersirat yang bermakna bahwa setiap orang minang wajib menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat dan peraturan setempat.

Nasehat ini juga direfleksikan orang Minang dalam bisnis mereka. Mereka menyesuaikan produk dan dagangannya dengan keadaan serta permintaan client mereka sehingga tak heran apabila banyak orang minang yang sukses dengan menerapkan filosofi ini.

4. Baraja ka Nan Manang, Mancontoh Ka Nan Sudah
Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah adalah sebuah nasihat yang ditanamkan oleh orang tua di masyarakat minang kepada anak-anak mereka yang mempunyai arti yaitu belajarlah kepada orang-orang yang sukses dan ambil pelajaran dari pengalaman yang sudah-sudah agar tak terjebak dua kali dikesalahan yang sama.

Jika diterapkan dalam bisnis ini artinya mempelajari bagaimana seseorang bisa sukses dan menerapkan kiat-kiat sukses orang yang telah dahulu sukses. Hal ini secara tidak langsung memberikan stimulasi pada otak orang Minang.

5. Indak Ado Rotan Aka Pun Jadi, Indak Kayu Janjang Dikapiang
Indak ado rotan aka pun jadi apabila diartikan didalam bahasa indonesia mempunyai arti yaitu tidak ada akar rotan pun jadi. Walaupun nampak sepele, namun kalimat ini mempunyai makna yang dalam bagi orang minang yaitu bisa menjadi motivasi sekaligus semangat pantang menyerah.

FIlosofi  “indak ado rotan aka pun jadi” secara tidak langsung mendidik orang minang jadi kreatif dan apabila diterapkan didalam bisnis maka nasehat ini mempunyai arti bahwa dalam merintis karir ataupun bisnis tidak selalu memulai dengan modal besar. Hal ini juga sesuai dengan prinsip ekonomi" Dengan modal sekecil-kecilnya, meraih untung sebesar mungkin".

6. Takuruang Nak Dilua, Tahimpik Nak Diateh
Takuruang Nak Dilua, Tahimpik Nak Diateh artinya adalah Kalau terhimpit mau di atas, kalau terkurung maunya di luar. Kalimat ini mengajarkan pada orang minang bahwa ketika sedang menghadapi kesulitan atau kegagalan, harus kreatif mengubah kesulitan maupun kegagalan menjadi peluang. Jadi tak heran apabila banyak orang minang yang sukses diperantauan karena mengimplentasikan nasehat ini didalam dunia bisnis.


Sumber : Ketua Adat
10:26 PM

Kisah Anak rantau




Inilah kisah anak rantau. 
Yang pergi jauh sebrangi pulau. 
Telan sendiri segenap galau. 
Di musim hujan maupun kemarau. 

Kisahku ini untuk kiasan. 
Menggores dalam sangat berkesan. 
Di dalam terkandung hikmah dan pesan. 
Dalam hadapi semua urusan. 

Merubah nasib tekad semula. 
Siang dan malam dalam kepala. 
Tinggalkan rumah serta segala. 
Ayah bunda tinggalkan pula. 

Ayah bunda di mohon izin. 
Do'a di pinta sukses di yakin. 
Tinggalkan rumah dekat semakin. 

Pergi sendiri tinggalkan bunda. 
Tekad telah kuat di dalam dada. 
Mimpi di rajut cinta di renda. 
Berharap sukses kelak ananda. 

Ternyata rantau tidaklah mudah. 
Tak boleh diri menepuk dada. 
Berkata juga harus merendah. 
Kalau tidak susahlah sudah. 

Induk semang pun harus di cari. 
Kalau menyewa tak mampu diri. 
Banyaklah tempat yang di tawari. 
Tapi semua bayar sendiri. 

Ternyata masih ada orang yang baik. 
Mau sediakan tempat sebilik. 
Walaupun kecil dan tidak apik. 
Tapi syukurlah tak jadi balik. 

 


Teringat pesan ayah dan bunda. 
Ringanlah tangan hati merendah. 
Rajin bekerja janganlah mandah. 
Berat tumpangan kalau mau pindah. 

Kadang air mata mengalir. 
Orang cemberut kita berdesir. 
Orang di ampun kita berfikir. 
Apakah nanti akan di usir. 

Betapa berat hidup menumpang. 
Segala laku harus di timbang. 
Tak boleh bicara dengan serampang. 
Atau berkata dg nada sumbang. 

Cita yang ada tetap terpendam. 
Jalan di depan masihlah kelam. 
Bagaikan gelap di waktu malam. 
Masih dalam lautan dasar. 

Kekanan kekiri mulai bersanja. 
Mencari tempat untuk bekerja. 
Tak apa kecil dan bersahaja. 
Yang penting tidak mengangur saja. 

Ternyata sabar harus di tambah. 
Kerja yang bagus sangat di damba. 
Tapi semua orang berlomba. 
Nihil hasilnya setelah di coba. 

Inilah pedih si anak rantau. 
Jalan di depan serasa galau. 
Di bawah terik matahari silau. 
Haus menyengat saat kemarau. 

Kerja yg bagus tak dapat bakal. 
Uang yang ada di buat modal. 
Dagang asongan di pinggir pangkal. 
Kadang pun pindah dalam terminal. 

Kerja begini terasa pahit. 
Untung pun selalu sangat sedikit. 
Makanpun harus sangat mengirit. 
Hujan dan panas tak boleh sakit. 

Kadang tak sadar ratapi diri. 
Untung berdagang makan sehari. 
Tuk makan besok harus di cari. 
Di bawah panas terik berlari. 

Sering teringat ayah dan bunda. 
Tiada kabar tiada berita. 
Ingin pulang tiada biaya. 
Ingin kirim uang tiada. 

Betapa sering munculnya sesal. 
Mengapa tidak pulang keasal. 
Hidup bertani bekerja misal. 
Walau sedikit dapat di bekal. 

Waktu berlalu tiada terbayang. 
Modalpun sudah habis melayang. 
Pakaian tinggal untuk sembahyang. 
Tinggallah sedih badan sebatang. 

Inilah kisah yg sangat sedih. 
Di dlm sunyi aku merintih. 
Karena salah jalan di pilih. 
Menyesal diri tak bisa pulih. 

Ku tulis kisah agar berhikmah. 
Supaya tidak menjadi lemah. 
Walaupun hidup tak punya rumah. 
Tetap di jaga diri berhimah. 

Kepada mereka yang akan pergi. 
Hamba berpesan fikirkan lagi. 
Kalau sekolah tidaklah tinggi. 
Tak akan kerja dapat terbagi. 

Baiklah engkau tetap di desa. 
Hidup bertani sudah biasa. 
Kerja terhormat serta berjasa. 
Memberi makan sesama manusia. 

Hidup di kampung tidaklah hina. 
Silaturrahim hangat di sana. 
Orang orangnya sangat bijak sana. 
Dapat bahagia kita karena. 

Tetapi kalau tekatmu kuat. 
Sekolah tinggi harus kau dapat. 
Terampil engkau untuk berbuat. 
Niscaya sukses akan di pahat. 

Bagi sahabat yg sudah berhasil. 
Ingatlah selalu kampung yg kecil. 
Ratapan bunda terus memanggil. 
Kala dirinya mulai menggigil. 

Janganlah lupa untuk berbagi. 
Nasib bagaikan siroda gigi. 
Kadang di atas di bawah lagi. 
Kadang ia datang kemudian pergi. 
Jangan diri menjadi sombong. 
Karena Alloh jua menolong. 
Ingatlah dulu masih di kolong. 
Hanya punya baju sepotong. 

Walaupun sebagian gagal di kota. 
Kepada Alloh tetap di pinta. 
Di jaga walaupun hidup melata. 
Jauhkan dari haramnya harta. 

Jadikan ini tuk pelajaran. 
Bagi yang masih penasaran. 
Kalaulah boleh ku beri saran. 
Pada keluarga beserta jiran. 

Sairku ini sampai di ahir. 
Air mataku masih mengalir. 
Hujan dan panas terus bergulir. 
Sampai takdirku akan berahir.